Dia meminta masyarakat tidak perlu panik, tetapi juga harus tetap waspada. Terutama yang mempunyai, bekerja, atau tinggal di kawasan peternakan babi. Pasalnya, virus baru ini dapat menular melalui droplet.
“Para pekerja di industri babi 2,25 persen lebih besar kemungkinannya tertular G4 dibandingkan populasi umum. Orang-orang yang bekerja atau menjalani aktivitas harian bersama babi berisiko terinfeksi G4,” ujar Siti Nadia.
Demi mencegah penyebaran virus G4 di Indonesia, sambung dia, Kementerian Kesehatan bekerja sama dengan Kementerian Pertanian dan irektorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan untuk mengawasi impor hewan termasuk babi beserta produk-produk yang lain.
“Kemenkes juga telah mengedarkan surat edaran terkait sosialisasi informasi mengenai upaya-upaya untuk mencegah lebih dini," tuturnya.