Dia juga mengungkapkan, ayahnya sempat mengeluhkan sesak napas. "Karena di paru-paru, jadinya sesak," katanya.
"Boleh pulang tetap membawa selang untuk mengeluarkan cairan dalam paru-paru. Itu sedikit membantu," sambung Rangga.
Dia lalu menegaskan bahwa sang ayah meninggal usai didiagnosa menderita kanker paru-paru. "Pada akhirnya karena kena paru-paru napasnya jelek, jadi sulit juga karena bergerak di kasur cukup sulit," ujar dia.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Nano Riantiarno meninggal pada Jumat (20/1/2023) di usia 73 tahun. Berdasarkan pantauan, jenazah mendiang Nano Riantiarno tengah disemayamkan di rumah duka kawasan Bintaro, Jakarta Selatan.