Syamimia bercerita, meski orang tuanya buta, namun tidak pernah meminta-minta kepada siapapun. Sang ibu justru memilih berjualan tisu di daerah Kuala Lumpur.
"Tahun 2000 umi sedang berjualan tisu, kemudian ada wartawan yang mengambil gambarnya sesuka hati dan menyebutnya sebagai pengemis," kisah dia.
Dia bahkan mengenang saat ikut dengan ibundanya untuk berjualan tisu. "Saya pernah menemani umi berjualan tisu ketika libur sekolah dan ini sangat memalukan. Banyak orang yang melihat umi dan menyuruh umi pergi. Cara umi bekerja dia tidak pernah paksa orang-orang untuk membeli tisu. Umi pernah terima 20 ringgit dalam satu malam setelah ditolak oleh beberapa orang," kata Syamimia.
Meski besar dari keluarga yang sederhana dan orang tua yang memiliki kekurangan, namun Syamimia membuktikan dirinya bisa menjadi sukses. Hal itu dia buktikan dari hasil ujian dengan nilai A.
"Umi pernah bilang ke saya, suatu hari nanti kita harus buktikan siapa kita ke orang-orang," katanya.