Kematian suaminya membuat Sofia sangat terpukul. Akhirnya Sofia menyamar sebagai istri tukang minyak agar dapat lolos ke Bandung. Sesampainya di Bandung, Sofia memutuskan untuk menetap dan membantu mertuanya untuk berjualan.
Setelah kematian suaminya, Sofia akhirnya memutuskan untuk keluar dari dinas kemiliteran dan fokus untuk berusaha warung makan. Saat itu Sofia sempat dekat dengan perwira angkatan udara yang bernama Wagino Dachrin Mochtar atau yang lebih dikenal sebagai WD Mochtar. Namun kedekatan itu tidak berjalan lama karena Sofia masih terbayang dengan kematian suaminya.
Warung nasi yang dibuka oleh Sofia akhirnya mempertemukannya dengan segerombolan artis yang makan di warung nasi milik Sofia. Tidak disangka, Sofia diajak oleh Njoo Cheong Seng untuk ikut berakting. Sofia akhirnya menerima tawaran tersebut dan pergi ke Jakarta.
Selama di Jakarta, dia dua kali ikut menjadi pemain sandiwara. Inilah yang menyebabkan kariernya mulai melejit. Dia mulai dilirik untuk membintangi berbagai film. Film pertama yang dibintangi oleh dirinya berjudul ‘Air Mata Mengalir di Citarum’.
Nama Sofia lagi-lagi semakin melejit setelah dirinya menikah untuk kedua kalinya dengan Eswaldi seorang pria Indo-Jerman yang berprofesi sebagai sutradara dan pelawak sekaligus. Tidak disangka, setelah menikah karier Sofia begitu sukses di dunia perfilman. Bahkan dirinya sudah sukses membintangi ratusan judul film. Akhirnya dia memutuskan untuk menjadi seorang sutradara dan pimpinan produksi.