Sebelum kembali ke Garut, Rafael mengaku sudah lebih dulu mencoba jualan makanan, hanya saja, keuntungan yang didapatkan tidak seberapa. Sementara itu, biaya hidup di Jakarta cukup besar dan Rafael merasa tidak memungkinkan bertahan hidup dari hasil dagangannya.
"(Jualan) per-aci-an, makanan Sunda, aku benar-benar bikin adonan sendiri. Setelah dijalankan, capek iya, tapi nggak nutup juga buat kehidupan di Jakarta. Jadi kayaknya gue harus balik ke Garut, soalnya di sana kan ada keluarga, biaya hidup gak terlalu besar," cerita Rafael.
Selama pulang ke Garut, Rafael hanya mempergunakan sisa uang tabungannya. Dia juga berusaha mendapatkan penghasilan melalui media sosial.
"Nggak ada (pekerjaan sama sekali), enam bulan aku balik ke Garut, nggak ngapa-ngapain, kerjaan ya paling mengandalkan sosial media tapi nggak banyak. Ya buat kehidupan sehari-hari, buat makan, masih ada cicilan," kata Rafael.
Meski tak mudah, Rafael enggan menyerah. Berbagai cara pun dia lakukan demi memaksimalkan media sosial. Mulai dari membuat konten joget dan lain-lain, hingga akhirnya dia mampu mengerti apa yang disukai oleh para followersnya.
"Aku suka di sini, gimana caranya tetap ter-maintain lah kerjaan aku, salah satunya sosial media, dari kemarin posting apapun dicoba-coba. Joget udah pernah, cover lagu udah pernah, jadi kita harus tau followers kita pengennya seperti apa," kata Rafael.
Kini, Rafael masih tetap eksis di dunia hiburan dengan caranya sendiri. Tak langsung meninggalkan industri musik, tetapi dia juga terkenal atas konten kuliner, khususnya seblak.