"Apalagi di Indonesia, kita menikah bukan kita doang yang menikah, tapi keluarga kita yang menikah. Ternyata masalahnya bukan cuma beda keyakinan. Ada didikan orang tua yang beda, kondisi finansial yang beda, banyak hal lain," ungkapnya.
Secara personal, Bryan melihat hubungan beda agama sebagai persoalan yang tidak bisa disamaratakan. Ia menekankan, setiap orang memiliki kondisi dan latar keluarga yang berbeda.
"Ada yang mikir itu enggak masalah, ada juga yang mikir itu masalah. Pada akhirnya yang menentukan bisa atau enggaknya itu keluarga," tutur Bryan.
Ia pun menegaskan bahwa kesamaan agama tidak selalu menjamin hubungan bisa selaras dengan visi dan misi yang sama.
"Aku tahu dari cerita teman-teman, yang satu agama pun bisa beda visi dan misi. Jadi ujung-ujungnya semua balik ke kalian dan keluarga kalian," kata Bryan.