Di unggahan terpisah, Nana Mirdad cerita kalau dirinya sampai mendapat upaya penagihan melalui WhatsApp. Itu artinya, data dirinya bisa diakses oleh penagih dari paylater ojol tempatnya memakai sejumlah uang.
Nana cerita, dirinya merasa tidak nyaman dengan cara penagih meminta bayaran paylater. Padahal, dia merasa pemakaian paylater akan memudahkan hidupnya.
"Jujur awalnya aku tertarik (pakai paylater) karena aku pikir ini memang gesture baik untuk mempermudah, karena biasa aku isi top up itu agak ribet pas lagi buru-buru. Gak ada kepikiran ini kayak pinjol, soalnya dari aplikasi terpercaya," papar Nana.
Dia melanjutkan, "Jadi, ya, awalnya berterima kasih kepada aplikasi ojol, tapi setiap bulan kok ngerasa penagihannya lebay banget. Sempat cari cara mau nonaktifkan di aplikasi, tapi gak bisa."
Nana pun berupaya untuk stop menggunakan paylater karena sudah merasa tidak nyaman. Tapi, Nana mengakui kalau dirinya kerap mengabaikan rasa tidak nyaman, hingga akhirnya tetap menggunakan dana dari paylater.
"Kadang Rp800 ribu, kadang Rp1 juta, bukan miliaran, bukan," katanya.
Hingga akhirnya Nana mendapatkan pesan WhatsApp dari penagih dan itu sangat mengganggunya. "Sistemnya kayak preman," tegasnya.
Dari kejadian itu, Nana akhirnya tahu dari netizen kalau banyak korban penagihan paylater ojol yang dianggapnya berlebihan.
"Akhirnya baru tahu dari kalian kalau ini memang bentuk pinjol legal dan bahayanya, mereka legal sehingga betul-betul punya link untuk bikin data kita jelek di BI. OMG," ungkap Nana.
Istri Andrew White itu mengatakan, "Bayangin nggak kalau yang nagih modelnya begini, pasti pelaporannya ke BI juga berantakan, seenaknya, sesuka hatinya. Daripada diancam-ancam, banyak banget yang DM aku soalnya diperlakukan sama."
"Selama ini credit record aku di CC gak ada masalah. Jangan sampai gara-gara kepakai beli bakso kadang-kadang, sistem penagihan yang nggak betul, dan orang-orang debt collector yang nggak profesional, jadi merusak semuanya. Never again," tambah Nana.