Awalnya, prosesi diawali oleh iring-iringan bernama pangombyong. Momen yang memperlihatkan pasangan pengantin, orang tua mempelai wanita, serta kerabat dekat lainnya bersiap untuk berangkat menuju rumah besan, ataupun ke lokasi acara ngunduh mantu.
Kemudian, saat rombongan telah tiba, maka prosesi sakral ini dilanjutkan dengan wijik pupuk. Sesi mencuci kaki kedua mempelai dengan air bunga setaman yang dibantu oleh ibu mempelai pria.
Acara pun berlanjutnya ke tahap imbal wicara, dialog singkat sebagai bentuk penyerahan pengantin yang dilakukan oleh keluarga mempelai wanita kepada keluarga besar mempelai pria. Kemudian, dilanjutkan dengan sambutan penerimaan dari pihak orang tua mempelai pria.
Dilanjutkan, ibu dari pengantin pria akan mengalungkan kain sindur pada bahu kedua mempelai, seraya diiringi oleh gending manten boyong basuki. Sementara itu, sang ayah akan mengambil keris milik putranya untuk kemudian diganti dengan pusaka yang telah disiapkan.
Rangkaian selanjutnya ibu mempelai pria akan menuntun pasangan pengantin menuju pelaminan dengan cara merangkul pundak dari arah belakang. Sebelum kedua mempelai menduduki singgasana pelaminan harus melakukan sungkeman, bentuk penghormatan terhadap orang tua. Prosesi ngunduh mantu pun ditutup dengan acara ramah tamah atau salam-salaman dan doa bersama.