JAKARTA, iNews.id - Tak banyak yang tahu sosok maestro lukis Indonesia, Jeihan Sukmantoro. Dia adalah pelukis yang lahir di Surakarta terkenal dengan karya-karya tak biasa dan penuh ekspresi kebatinan sekaligus pendiri Studio Seni Rupa Bandung
Belum lama ini untuk mengenang sosok Jeihan Sukmantoro digelar pameran tunggal di Museum Puri Lukisan Ubud, Bali. Bertajuk Solo Exhibition: Jeihan and The New Indonesian, pameran ini menghadirkan karya sang maestro yang telah tutup usia pada 2019 silam itu.
Diketahui sebelum berpulang ke Yang Maha Kuasa, maestro lukis ini meninggalkan karya yang luar biasa bagi dunia seni rupa Indonesia. Diakui karya brilian dan tak biasa milik Jeihan menonjol di antara keseragaman teknik dan objek lukis di zamannya.
Karya lukis Jeihan memang berbeda dari yang lain. Di saat seniman lukis banyak menggambarkan semangat kolektif dalam euforia kemerdekaan, Jeihan justru memunculkan sosok individu yang seakan mampu "mengintip" suasana batin mereka. Jika seniman lain biasa mengekspresikan kesedihan, kegembiraan, dan kemarahan objek lukis mereka lewat mata, pelukis lulusan alumni ITB itu justru lebih menonjolkan gesture dalam karya lukisnya.
“Dengan tampilan sosok-sosok "mata hitam", pecinta lukisan bisa menemukan ekspresi dari gesture yang dia gambarkan lewat objek lukisnya itu," ungkap General Manager G3N Project Andry Ismaya Permadi, di sela-sela pembukaan "Solo Exhibition: Jeihan and The New Indonesian" di Museum Puri Lukisan Ubud, Bali, belum lama ini.
Jeihan juga bukan seniman sembarangan. Sosok pelukis figuratif itu dikenal luas masyarakat seni dalam dan luar negeri karena karya-karyanya yang luar biasa. Sang maestro merupakan salah satu sosok penting dalam perjalanan sejarah seni rupa Indonesia modern.
Konsistensi melukis selama 50 tahun lebih dengan tehnik dan ciri khas figur “mata hitam” milik Jeihan sudah teruji oleh waktu dan menjadi koleksi wajib kolektor seni. Karena talenta sang seniman dan karyanya yang menakjubkan, G3N Project x Studio Jeihan tak ragu membawa 64 karya Jeihan ke Bali, agar mudah dinikmati kolektor seni dalam dan luar negeri.