Menurutnya, tugas seorang ulama hampir sama dengan seorang dokter. Di mana jika ada seseorang yang salah atau melakukan penyimpangan, tak semestinya dikafir-kafirkan, melainkan dibimbing ke jalan yang benar.
"Kalau ulama, ada orang yang salah, seharusnya dibetulkan bukan dikafir-kafirkan. Sama dengan dokter, kalau ada pasien sakit tidak dimarah-marahin, tetapi ditanya sakitnya apa. Kemudian keluhannya apa didiagnosa, lalu kemudian diobati dan sembuh," katanya.
"Semestinya tugas ulama juga begitu. Kenapa dia tidak melakukan ibadah ini, kenapa dia ada penyimpangan kemudian melakukan pendekatan dan dibimbing sampai menjadi benar. Itu pula yang dijalani oleh Nabi Muhammad SAW," kata Kyai Makruf.