Boneng menduga rumahnya ambruk karena usia bangunan yang sudah tua hingga curah hujan yang cenderung tinggi belakangan ini.
"Ini rumah kan memang sudah lapuk, sudah lama, dan tidak pernah di-upgrade. Nah mungkin ini titik akhirnya dari kelapukannya itu. Saya yang salah. Kenapa saya terlalu santai. Beneran, saya mengaku saya salah," ucap dia.
Saat kejadian, Boneng mengatakan sang anak sedang tidur dan sempat mendengar suara aneh dari dinding rumahnya. Namun, ia bersyukur tak ada anggota keluarga yang menjadi korban atas kejadian ini.
"Ada anak saya tidur yang hampir ketiban. Karena dia merasa, lho, apaan sih kok di atas kretek-kretek-kretek gitu. Dia curiga, dia lari keluar. Begitu dia lari keluar, jatuh (ambruk). Jadi dia lari, jatuh, dia lari, jatuh gitu, lho," lanjutnya.
Boneng dan keluarganya kini terpaksa mengungsi di kantor RW 08 Pegangsaan, Menteng, Jakarta Pusat. Dia kembali mengucap syukur atas bantuan masyarakat yang bersedia merenovasi rumahnya.
"Saya yakin bantuan sudah ada, tapi saya enggak terima. Maksudnya urusan itu bukan urusan saya. Jadi, saya enggak tahu kalaupun ada apa barangnya apa saya enggak tahu. Itu urusan adik saya. Jadi kalau ada tamu-tamu yang berurusan sama hal-hal bantuan, ya udah saya serahin ke adik saya. Saya enggak mau tahu," pungkasnya.