Sedihnya, usai namanya bersinar selama enam tahun, Nike Ardilla harus mengembuskan napas terakhirnya pada 19 Maret 1995 akibat kecelakaan lalu lintas. Mobil Honda Civic berwarna biru metalik yang ditumpanginya, menabrak pagar beton bak sampah di Jalan Raden Eddy Martadinata, Bandung, Jawa Barat.
Akibat kecelakaan itu, Nike mengalami luka parah di kepala dan memar-memar di dadanya. Diketahui, saat itu Nike bersama manajernya, Sofiatun, baru saja kembali dari diskotik Polo. Meski sempat beredar isu buruk seputar kematiannya, hasil visum kepolisian menyebutkan tidak menemukan kadar alkohol dalam tubuh Nike.
Jenazah Nike Ardilla kemudian dimakamkan sore harinya dan diantar oleh ribuan penggemarnya beserta para artis ibu kota. Kabar kematian seorang Nike Ardilla tentu sangat menggemparkan jagat hiburan dan hingga menjadi kabar berita selama berbulan-bulan.
Usai meninggal dunia di puncak karier, kenangan tentang Nike Ardilla tetap ada. Beberapa album tetap diproduksi meskipun albumnya hanya berganti cover saja. Album sukses pada penjualan album Bintang Kehidupan dan Nyalakan Api. Hasilnya, album ini pun laris manis di pasaran dan terjual mencapai 1,7 juta keping.
Tak hanya kesuksesan besar di penjualan album, tanggal kematian dan kelahiran sang penyanyi legenda Tanah Air ini juga selalu diperingati oleh para penggemarnya setiap tahun. Sampai hari ini, Makam Nike Ardilla di Ciamis, Jawa Barat, pun sering dikunjungi para peziarah.