“Kemarin saya dapat bantuan produktif Rp2,4 juta itu alhamdulillah, memang setiap kesulitan akan ada jalan keluarnya,” kata Narsih.
Tidak hanya Narsih, sosok ibu lain yang berjuang di masa pandemi adalah Suwanti. Dia merupakan seorang pengusaha kerajinan tangan yang harus membuat terobosan agar usaha dan kesejahteraan para pengerajinnya bisa kembali maju seperti sebelum pandemi.
“Kreasi ini identik dengan pesta, berkaitan dengan pandemi, pesta jadi tidak ada. Akhirnya usaha kami mati total,” ujar Suwanti.
Tidak berhenti karena keadaan, Suwanti pun membuat makanan ungkep dari daging burung puyuh untuk menyiasati produksi kerajinan tangan yang terhenti karena pandemi. Beruntungnya, Suwanti mendapatkan BPUM.
“Mendapat bantuan sebesar Rp2,4 juta itu bagi saya khususnya seperti mendapat air minum di tengah padang pasir, senang sekali,” kata Suwanti.