Di Jakarta, kariernya mulai tumbuh, dia mulai menyanyi di Taman Impian Jaya Ancol setiap malam minggu dan mendapat honor sebesar sembilan puluh ribu per bulannya. Tak lama setelah dikontrak sebagai penyanyi tetap di Ancol, Iis kemudian juga dikontrak menjadi penyanyi tetap di Taman Ria Monas dan Taman Mini Indonesia Indah.
Perjuangannya untuk mendapat tempat layak di hati para penikmat musik dangdut Tanah Air tak pernah henti. Tahun 1985, Iis menjadi bintang tamu di acara "Wajah Baru" TVRI. Bahkan, stasiun televisi tersebut juga meminta Iis untuk menjadi bintang tamu pentas lenong. Hingga akhirnya, penampilan Iis di acara tersebut pun menarik perhatian produser rekaman Akurama Record.
Benar-benar memulai dari titik nol, album pertama Iis belum terlalu sukses. Namun, di album keduanya dengan lagu andalan "Tamu Tak Diundang", Iis pun meraup kesuksesan besar dengan penjualan hingga 1 juta copy. Sejak saat itu, nama Iis kian melambung hingga dirinya meraih penghargaan "HDX Awards" (1990) lantaran tingginya penjualan album).
Bukan hanya bidang tarik suara, Iis pun mencoba bakatnya di seni peran. Tepat pada tahun 1991, untuk pertama kalinya, Iis pun bermain dalam sinetron pertamanya bertajuk "Sepekan Sinetron Remaja TVRI". Bahkan, beberapa tahun setelahnya, Iis pun kembali menunjukkan bakat aktingnya di sinetron "Gara-Gara" (1996-1997).
Nama Iis Laeliyah di Ganti Iis Dahlia oleh Produser agar terdengar Karier nya Seperti bunga Dahlia kelak akan terus Mekar Harum dan Mewangi. Awalnya, album pertama Iis Dahlia tak begitu sukses di pasaran. Namun, namanya langsung melejit berkat lagu "Tamu Tak Diundang" dalam album keduanya.