"Terus bayinya gerak. Gerak, berusaha untuk ke bawah tapi susah," sambungnya.
Kartika kemudian menjalani akupuntur untuk yang kedua kalinya dengan harapan sang bayi lolos dari posisi sungsang. Namun, dokter yang menangani Kartika kala itu menyarankannya untuk melakukan USG terlebih dulu.
Benar saja, dia mendapati leher sang bayi terlilit tali pusar sehingga menyulitkan pergerakannya.
"Lilitannya kencang dan plasentanya ada di atas. Jadi sulit buat ke bawah. Jadi dia mau ke bawah juga ketarik-tarik. Sangat susah gerak karena bayinya juga besar," katanya.
Tak ingin ambil risiko, Habib Usman langsung berinisiatif menghubungi pihak rumah sakit dan memilih tindakan caesar untuk proses persalinan istrinya.
"Alhamdulillah operasinya berjalan baik, operasinya berjalan dengan bagus. Yang ditakutin adalah Kartika enggak bisa masuk obat terlampau banyak, karena dia ada Stevens-Johnson Syndrome, karena ada autoimun," ungkap Habib Usman.
"Akhirnya dokternya, dokter anestesinya masya Allah, dia milih-milih untuk cari yang paling baik, yang paling aman buat Kartika. Karena dia enggak bisa ada beberapa obat yang enggak dia bisa. Salah satunya painkiller ada beberapa painkiller yang dia enggak bisa. Sokxia ya? Iya itu dia enggak bisa masuk itu. Dan ada berapa obat lagi yang dia enggak bisa masuk," ujarnya.