Setelah itu, Nano pun aktif di dunia layar lebar. Kemudian dia resmi mendirikan Teater Koma pada 1 Maret 1977. Nano yang juga dikenal sapaan kecil seperti Jendil dan Nakula itu sedikitnya sudah membuat 35 naskah panjang. Sementara, dirinya pun juga sudah menulis naskah sandiwara pendek untuk panggung dan televisi
Tak hanya membuat naskah teater, Nano juga pernah menulis sedikitnya tiga buku kumpulan puisi, 25 naskah adaptasi, tujuh novel serta 30 naskah film dan televisi.
Sementara di sepanjang kariernya, Nano Riantiarno tercatat mendapat sejumlah penghargaan berkat kiprah dan konsistensinya di panggung teater Indonesia. Sebut saja pada 1993 dia mendapat Hadiah Seni, Piagam Kesenian dan Kebudayaan dari Departemen P&K, atas nama Pemerintah Republik Indonesia. Nano juga menerima Penghargaan Sastra dari Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Indonesia.