Saat itu, Aprilio mengaku tidak bisa berbuat apa-apa. Selain hidup di daerah terpencil dan jauh dari perkotaan, ekonomi keluarganya yang sulit pun tak bisa membiayainya untuk periksa ke dokter. Oleh karena itu, dia memutuskan untuk diam dan menjalani hidupnya.
“Hidup di daerah terpencil, serta kekurangan biaya, gue lebih memilih diam karena tidak punya cukup bukti untuk membuktikan dirinya lelaki,” ujarnya.
Hingga akhirnya, Aprilio merasa tidak nyaman menjalani hidup menjadi tentara perempuan. Dia pun memutuskan untuk mengungkapkan penyakit yang diidapnya, yaitu hipospadia kepada atasannya. Dia juga meminta untuk tidak ditempatkan di asrama tentara perempuan.