Selanjutnya, Silfia Nabila mengeluarkan koleksi yang dinamakan ‘Hunter’ yang terinspirasi dari pemburu rusa di hutan. Di koleksinya ini, Silfia menggunakan kain tenun motif rusa sumba dan warna yang melambangkan keadaan hutan yang gelap dan dingin.
Untuk detailnya, dia juga menggunakan aplikasi tali yang biasa digunakan dalam berburu, ditambah cutting yang simpel namun tetap berkesan unik.
Terakhir, ada Rania yang mengusung konsep tidak kalah unik. Yaitu Telluric yang merupakan istilah dalam bahasa Latin dan Inggris yang memiliki makna ‘Dari Bumi’. Sesuai namanya, koleksi ini menonjolkan pemilihan warna alam seperti coklat dan hijau.
Kemudian busana-busananya ini juga diaplikasikan dengan sentuhan kain lurik khas Indonesia dalam gaya busana yang modern.
MUFFEST tahun ini menghadirkan ragam busana Muslim di rangkaian fashion show-nya. Mulai dari konvensional, kontemporer, hingga syar'i. Koleksi-koleksi busana yang ditampilkan ini mengacu pada Indonesia Trend Forecasting 2019/2020 yang bertema ‘Singularity’.
National Chairman Indonesian Fashion Chamber (IFC) Ali Charisma mengatakan, tema ini adalah hasil kolaborasi seniman dan desainer sehingga menampilkan busana-busana Muslim yang kontemporer. Telah diadakan sejak 2007 oleh Indonesian Fashion Chamber (IFC) bersama Dyandra Promosindo, MUFFEST tahun ini menargetkan 55.000 pengunjung dan transaksi sebesar Rp45 miliar.
Di sini tidak hanya fashion show, tetapi MUFFEST 2019 juga menghadirkan exhibition (pameran dagang) ritel atau Business to Customer dan mengarah pada Business to Business, fashion presentation, talkshow, seminar, serta kompetisi desain fashion. MUFFEST 2019 digelar dari Rabu 1 Mei hingga Sabtu 4 Mei 2019 di Assembly Hall, JCC, Senayan, Jakarta.