Tak ada yang bisa dilakukannya selain terus berdoa sembari menangis. Sumber kekuatannya adalah kedua orangtuanya. Terutama sang ibunda yang terus menguatkannya, memeluknya dengan hangat, pelukan yang begitu menenangkan di tengah rasa sesak di dada dan tangis yang tak kunjung usai. Hati Jessica seolah tercabik-cabik ketika cibiran demi cibiran terdengar dari sekitarnya.
"Sampai ada pedagang gamis bilang "Akhir Zaman" di depanku. Pedih rasanya kaya mau nangis kejer saat itu juga," ujarnya.
Meski demikian, Jessica memahami bahwa apa yang dialaminya tentu terjadi dengan campur tangan Yang Maha Kuasa, sebagai seorang hamba, Jessica dengan ikhlas menerima dan menjalaninya.
Dengan segala pergolakan batin yang kini berkecamuk di hatinya, Jessica berharap perjalanannya ini menemukannya pada titik di mana dia menerima untuk kembali kepada kodratnya sebagai seorang laki-laki, tanpa keraguan, tanpa pergolakan di dalam hatinya. Kembali menjadi Bagas, kembali kepada identitasnya saat dia dilahirkan.
"Sadar ini balasan dari Allah selama ini, minta doanya ya temen-temen semoga cepet bisa kembali ke kodrat semestinya tanpa ada pergolakan,"katanya.