Tahu adanya informasi itu, Zaskia dan tim lainnya siaga. Mencari cara agar mereka tidak ditahan. Karena sudah banyak warning, akan rumit berurusan dengan hukum di Kairo, Mesir.
Setelah bisa menunjukkan itinerary dan meyakinkan bahwa Zaskia dan yang lainnya adalah turis, para polisi dan intel tidak melepaskan begitu saja. Mereka malah mulai mengikuti dan merekam setiap aktivitas. Bahkan berbicara dengan semua staff hotel mengenai keberadaan rombongan Indonesia ini.
Meski sudah melakukan segala upaya untuk tidak berurusan dengan polisi Mesir, Hemy Sution, salah satu peserta rombongan dari Indonesia ditangkap polisi. Hemy diinterogasi lama oleh pihak kepolisian, meski akhirnya dikembalikan ke rombongan Indonesia.
"Yang kebagian ngadepin dan diinterogasi sama semua polisi adalah Emy (Hemy Sution). Gemeteran gak?" tanya Zaskia. Hemy menjawab, "Parah! Ini gue masih keringetan."
Zaskia lalu bertanya lagi, "Diwawancara berapa polisi?". Hemy menjawab, "Tadi ramai banget, sekitar 10-an orang lebih. (Di sesi interogasi) Yang terakhir (nanya) kayak komandannya gitu."
Di keterangan postingan, Zaskia mengatakan bahwa pihak kepolisian Mesir menilai semua peserta long march di agenda Global March to Gaza dianggap ilegal dan polisi berhak menangkap para peserta.
"Situasi kami sulit, seolah terkunci untuk bergerak, karena sekitar 20 polisi, intel, mobil polisi, bahkan mobil tahanan siap di depan bus. Itu khusus disiapkan untuk kami ber-10," ungkap Zaskia.