MOSKOW, iNews.id - Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov menegaskan negaranya tidak akan meninjau ulang penangguhan kesepakatan nuklir New START dengan Amerika Serikat (AS). Namun pihaknya bisa saja berubah pikiran jika AS juga mengubah kebijakan terhadap Ukraina.
New START diteken pada 2010 oleh presiden Rusia saat itu, Dmitry Medvedev dengan pemimpin AS, Barack Obama. Perjanjian itu membatasi jumlah hulu ledak nuklir strategis yang boleh dikerahkan masing-masing pihak.
"Sampai Amerika Serikat mengubah perilakunya, sampai kami melihat tanda-tanda akal sehat dalam apa yang mereka lakukan sehubungan dengan Ukraina, diperiksa," kata Ryabkov.
Analis militer mengatakan kegagalan untuk melanjutkan kesepakatan perjanjian yang akan berakhir pada 2026 itu akan meningkatkan risiko nuklir saat konfrontasi meningkat terkait konflik di Ukraina.