JAKARTA, iNews.id - Dalam acara Songket untuk Indonesia yang diadakan di Gedung BJ Habibie BRIN, Tokoh Perempuan Nasional Giwo Rubianto, sebagai salah satu pembicara utama, menyampaikan pesan penting mengenai pelestarian songket sebagai warisan budaya Indonesia yang kaya akan makna dan sejarah.
Acara ini juga menjadi momen bersejarah dengan dilanjutkan pelantikan pengurus One Minang Sayio Provinsi Banten yang dipimpin oleh Effy Kuswita, Ketua Umum One Minang Sayio pusat bersama dengan ketua panitia, Syahnidar Helviani selaku Sekretaris Umum One Minang Sayio.
Giwo Rubianto membuka sesi pembicaraannya dengan mengungkapkan bahwa setiap kain songket tidak hanya memiliki keindahan dalam tampilan, tetapi juga mengandung makna mendalam serta nilai sejarah yang tak ternilai.
"Songket adalah warisan budaya yang sangat berharga, setiap helai kain yang ditenun dengan teliti menyimpan cerita, filosofi, dan tradisi yang mencerminkan keanekaragaman budaya Indonesia. Songket bukan hanya simbol keindahan, tetapi juga identitas yang harus kita jaga dan kenalkan kepada dunia," ucap Giwo Rubianto.
Selain itu, Dr. Giwo juga menyoroti keprihatinannya atas pengakuan songket sebagai warisan budaya tak benda milik Malaysia pada tahun 2021 dari UNESCO. Ia menegaskan bahwa songket yang merupakan bagian dari kebudayaan Indonesia harus tetap diakui sebagai identitas bangsa. "Sebagai bangsa yang kaya akan budaya, kita harus berjuang agar songket tetap dikenal sebagai warisan budaya Indonesia. Kita memiliki tanggung jawab untuk melestarikan dan memperkenalkan songket kepada dunia," tambahnya.
Dalam kesempatan ini, acara Songket untuk Indonesia juga dihadiri olehEmil Salim, yang turut menyampaikan sambutan penting tentang perlunya menjaga kelestarian budaya songket. Emil Salim mengingatkan peserta bahwa budaya adalah aset bangsa yang harus dilindungi dan diteruskan ke generasi berikutnya.
Dengan penuh semangat, Giwo Rubianto menutup pembicaraannya dengan seruan kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk terus berupaya menjaga dan melestarikan songket, sehingga warisan budaya ini dapat dinikmati dan dihargai oleh generasi mendatang.