JAKARTA, iNEWS.ID - Perang dagang antara Amerika Serikat dengan China semakin tak terkendali. Pemerintahan Donald Trump kembali menaikkan tarif masuk produk China menjadi 245 persen.
Gedung Putih menyatakan, tarif baru yang diputuskan pada Selasa, 15 April malam waktu Washington DC itu, sebagai balasan bagi China yang pekan lalu menaikkan tarif impor barang AS menjadi 125 persen.
Trump menerapkan tarif resiprokal sebagai bagian dari kebijakan perdagangan America First. Lebih dari 75 negara telah menghubungi Gedung Putih untuk merundingkan kesepakatan perdagangan yang baru.
Akibatnya, Trump memutuskan untuk menunda penerapan tarif resiprokal untuk semua negara yang diumumkan pada 2 April lalu, kecuali China karena membalas.
China beberapa waktu lalu, melarang ekspor galium, germanium, antimon, dan material berteknologi tinggi utama lain, yang berpotensi digunakan oleh militer Amerika Serikat. Kemudian China menghentikan ekspor enam logam tanah kategori berat yang langka serta magnet tanah langka. Ini berarti memutus pasokan komponen penting bagi produsen mobil, produsen kedirgantaraan, perusahaan semikonduktor, dan kontraktor militer seluruh dunia.
Terkait pembalasan China itu, Gedung Putih juga meluncurkan penyelidikan keamanan nasional terhadap impor sumber daya vital. Pernyataan Gedung Putin tidak menjelaskan produk-produk China apa saja yang dikenakan tarif hingga 245 persen.