JAKARTA, iNews.id – Pada 12 Januari 2019, pasangan pengusaha serta akademisi, Henry Alex Rudolf Tilaar dan Martha Tilaar, menginjak usia pernikahan ke-55 tahun. Berkenalan di sebuah kampus Ibu Kota pada 1959, Alex yang berasal dari Minahasa, Sulawesi Utara tertarik kecantikan dan kebaikan Martha, mahasiswi asal Gombong, Jawa Tengah. Sedangkan Martha jatuh cinta kepada Alex, dosennya yang ganteng serta cendekia.
Masa pacaran mereka kerap diisi dengan belajar gratis Martha kepada Alex, diselingi boncengan sepeda motor dan makan berdua di pinggir jalan. Waktu itu perkawinan antarsuku masih menghadapi banyak tantangan dalam masyarakat Indonesia, sehingga mereka baru menikah lima tahun kemudian.
Saat itu, Martha berusia 27 tahun dan Alex berumur 32 tahun. Mereka lalu tinggal di rumah orangtua Martha, Jalan Kusuma Atmaja, Menteng.
Delapan bulan kemudian, Alex Tilaar mendapat beasiswa untuk belajar di Chicago, Amerika Serikat. Pasangan pengantin muda ini sering berhubungan antarbenua lewat telegram. Keduanya harus menabung selama setahun untuk ongkos pesawat Martha, menyusul suaminya ke Amerika. Mereka tidak tinggal di apartemen lantaran mahal, melainkan di rumah kayu bekas tentara yang kondisinya lebih buruk daripada kediaman orangtua Martha di Jakarta.
Dengan beasiswa Alex yang hanya 210 dolar Amerika Serikat per bulan, Martha berinisiatif menjadi baby sitter. Dia mengiklankan dirinya dengan gambar Mickey Mouse di rumah panggung kayu Manado yang berpohon kelapa di halamannya. Tiba-tiba 13 anak diasuhnya. Honornya lebih besar daripada beasiswa Alex, 2.500 dolar AS.
“Kamu jangan shopping, studi saja di beauty academy. Kamu berbakat pengusaha,” kata Alex kepada Martha.
Ketika belajar kecantikan itulah Martha tersadar bahwa kebudayaan Barat bukan segalanya. Seorang dosen menganjurkannya untuk menggali kearifan tradisional Indonesia di bidang kecantikan. Sedangkan Alex ditawari jabatan profesor di Wisconsin yang bergaji besar, setelah lima tahun menyelesaikan studinya. Namun, mereka berdua memutuskan kembali ke Tanah Air agar bisa memberikan sumbangsih kepada Nusantara.
Berkat kesuksesan bisnisnya, Martha tak banyak waktu untuk keluarga. Alex lah yang menerima rapor keempat anaknya, membantu pekerjaan rumah mereka, membeli buku pelajaran, dan sebagainya. “Saya ini turis, turut istri,” ujar Alex sambil tertawa.
Martha mensyukuri suaminya yang masih memijat dirinya bila kecapekan kerja begitu pulang di rumah. “Hebat kan pemijat saya seorang profesor!” ujar Martha bercanda. Mereka berdua memang pasangan yang saling mengisi, berbagi kasih selama hayat dikandung badan.
Video Editor: Mu’arif Ramadhan
Cameraman: Dharma Pandu Laras, Indra Setya Budi