Namun ternyata ide itu ditentang oleh warga setempat.
Seorang warga, Lynsey Duff, mengatakan dia berlari dengan kelompok pelari lokal di cagar alam itu setidaknya sekali dalam sepekan. Dia juga berjalan-jalan di daerah itu dengan anak-anaknya, yang senang melihat hewan-hewan itu.
"Kami senang jogging di sini dengan kanguru-kanguru tersebut," kata Duff.
"Hanya semak belukar yang ada di depan pintu kami, Anda berada di pinggiran kota dan sangat tidak mungkin Anda pergi ke salah satu cagar alam di area taman regional Beeliar dan melihat kanguru dari dekat. Daerah ini begitu alami dan merupakan tempat yang menakjubkan untuk ditinggali, dan kanguru itu merupakan bagian darinya," tutur Duff.
Dia mempertanyakan apakah populasi kanguru itu memang kembali ke level pada 2006.
"Akan lebih baik untuk melihat angka yang sebenarnya, karena kita sering lewat di sini begitu sering dan kita tidak melihat hingga 1.000 ekor, saya rasa mungkin data itu kurang akurat," ujarnya.
Dia mengaku senang melihat kanguru itu dipindahkan jika jumlahnya memang harus dikurangi.
Namun George Abbott, yang tinggal sekitar 500 meter dari cagar alam, mendukung pemusnahan tersebut.
"Ini merupakan lingkungan tertutup sehingga pemusnahan diperlukan untuk menghentikan kelebihan populasi hewan itu. Namun (hal itu bisa dilakukan) selama pemusnahan dilakukan secara manusiawi, dan idealnya dagingnya dikonsumsi," kata Abbott.