Nama tikus gajah mungkin aneh didengar. Tikus gajah merupakan mamalia kecil yang hampir menyerupai oposum. Hewan ini memiliki hidung seperti belalai yang digunakan untuk memakan serangga. Spesies yang masih berkerabat dekat dengan gajah itu dapat ditemukan di seluruh bagian selatan Afrika. Menurut catatan, nenek moyang tikus gajah hidup pada periode Paleogen, yakni 66 juta tahun yang lalu.
Setelah 50 tahun menghilang, tikus gajah berhasil ditemukan kembali di Djibouti, sebuah negara di Tanduk Afrika, pada tahun 2020.
Keturunan pelikan telah ada selama kurang lebih 30 juta tahun. Burung air ini dianggap sebagai fosil hidup dan tidak banyak berubah sejak zaman Oligosen. Fosil pelikan tertua yang ditemukan sangat mirip dengan pelikan masa sekarang, yakni dengan paruh yang identik.
Aligator Gar merupakan ikan euryhaline bersirip pari yang juga disebut sebagai ikan primitif atau fosil hidup. Spesies ikan ini masih mempertahankan karakteristik morfologi nenek moyangnya, seperti kemampuan mengirup udara dan air. Menelusuri catatan fosil, asal-usul ikan aligator gar sudah ada sejak lebih dari 100 juta tahun lalu. Aligator gar dapat ditemui di perairan Amerika Utara.
Termasuk dalam mamalia berbisa, solenoden dapat ditemukan di beberapa negara Karibia. Mereka telah hidup di Bumi dan hampir tidak berubah selama 76 juta tahun. Solenodon mempertahankan sebagian besar fitur mamalia primitif yang dimiliki nenek moyangnya dari zaman prasejarah.