Pada 12 November 1996, dua pesawat dari arah berbeda tabrakan di udara. Tabrakan pesawat terjadi antara pesawat maskapai Saudi Airlines penerbangan 736 dan pesawat Kazakhstan Airlines penerbangan 1907.
Sebelumnya, pesawat Kazakhstan dipersiapkan untuk turun ketinggian 15.000 kaki menuju Bandara Indira Gandhi. Sementara, pesawat Saudi akan terbang naik ke ketinggian 14.000 kaki di jalur yang sama dengan arah yang beda.
Namun, pesawat Kazakhstan ternyata turun ke ketinggian 14.500 kaki. Petugas sudah memperingatkan, tapi kedua pesawat terlanjur bertabrakan. Akibatnya, 349 orang tewas dalam kejadian ini.
Pada 12 Agustus 1985, terjadi kecelakaan pesawat Japan Airlines di Gunung Osutaka. Japan Airlines dengan penerbangan 123 jatuh di selatan Prefektur Gunma, Jepang, barat laut Tokyo. Sebanyak 520 orang tewas akibat insiden ini.
Pesawat berangkat dari Bandara Haneda di Tokyo dan dijadwalkan mendarat di Bandara Osaka. Saat itu, kursi pesawat terisi penuh karena adanya momen liburan.
Pesawat naik ke ketinggian 24.000 kaki saat panggilan darurat pertama datang dari pilot. Pilot melaporkan kehilangan ketinggian serta sulit mengendalikan pesawat. Sekira 45 menit setelah lepas landas, pesawat menabrak Gunung Takamagahara, dekat Gunung Osutaka.
Pada 27 Maret 1977, dua jet Boeing 747 milik maskapai KLM dan Pan Am bertabrakan di landasan pacu Bandara Tenerife, Spanyol. Diketahui, Boeing 747 milik KLM siap lepas landas yang kemudian disusul Boeing 747 milik Pan Am dari belakang.
Namun, terdapat kabut yang datang lebih cepat sehingga pilot Pan Am tidak dapat melihat dengan jelas. Sementara, pilot Boeing 747 KLM tidak memahami dengan baik kode yang dikeluarkan.
Sang pilot Boeing 747 KLM lepas landas sebelum Pan Am menuju posisi aman. Hal ini menyebabkan pesawat KLM menghantam sisi Pan Am. Hingga akhirnya kedua pesawat meledak. Sebanyak 583 orang tewas dalam peristiwa ini.