1.433 Orang Meninggal akibat Virus Corona di AS dalam 24 Jam Terakhir

Ahmad Islamy Jamil
Kota New York di AS (ilustrasi). (Foto: AFP)

BALTIMORE, iNews.id – Jumlah pasien meninggal dunia akibat virus corona (Covid-19) di Amerika Serikat bertambah 1.433 jiwa dalam 24 jam terakhir. Dengan begitu, kematian akibat virus itu di AS kini mencapai 42.094 jiwa, menurut perhitungan Universitas Johns Hopkins.

Amerika Serikat adalah negara dengan jumlah kematian terbanyak dalam pandemi Covid-19. Selain itu, negeri Paman Sam juga memiliki total kasus infeksi virus corona terbanyak di dunia yakni mencapai lebih dari 784.000 kasus yang dikonfirmasi sejak awal munculnya krisis kesehatan global.

New York adalah pusat dari wabah corona di AS, meskipun tampaknya negara bagian itu telah melewati puncak krisis. Gubernur New York, Andrew Cuomo, mengumumkan pada Senin (20/4/2020) waktu setempat bahwa 478 kematian akibat Covid-19 telah dicatat dalam 24 jam sebelumnya. Ini adalah jumlah terendah dalam lebih dari dua pekan terakhir.

AS sebelumnya kembali menunjuk hidung China atas wabah virus corona yang kini secara global sudah menelan lebih dari 170.000 korban jiwa secara global. Presiden AS Donald Trump menyatakan, China harus menghadapi konsekuensi besar jika negeri tirai bambu itu memang terbukti bertanggung jawab atas pandemi saat ini.

“Kalau itu memang kesalahan, ya itu kesalahan. Tapi kalau mereka secara sadar bertanggung jawab, ya menurut saya harus ada konsekuensi,” kata Trump kepada para wartawan pada konferensi pers harian di Gedung Putih, Washington DC, Sabtu (18/4/2020), seperti dikutip kembali dari Reuters.

Dia tidak memberikan keterangan secara perinci soal tindakan apa saja yang mungkin akan diambil Amerika Serikat terhadap China. Trump dan beberapa pembantu seniornya telah mengeluarkan kritik tajam terhadap China, menganggap negara itu tidak transparan mengungkapkan informasi sejak virus corona muncul di Kota Wuhan, akhir tahun lalu.

Pekan lalu, Trump juga telah menghentikan bantuan bagi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang dia cap terlalu berpihak kepada China. Washington dan Beijing, dua kekuatan ekonomi terbesar di dunia, akhir-akhir ini secara terbuka menunjukkan perdebatan soal virus tersebut ke publik.

Editor : Ahmad Islamy Jamil
Artikel Terkait
Internasional
6 jam lalu

Nah, Pengacara Militer Israel Kumpulkan Bukti Kejahatan Perang di Gaza

Internasional
7 jam lalu

Rusia Sindir AS: Rudal Burevestnik dan Poseidon Bukan Uji Coba Nuklir, Pemahaman Dangkal!

Internasional
8 jam lalu

Trump Bakal Berikan Bansos Rp33 Juta ke Setiap Warga AS, Bisa untuk Meringankan Pajak

Internasional
10 jam lalu

Senat Sepakati Anggaran, Shut Down Pemerintah AS Berakhir!

Internasional
10 jam lalu

5 Program Unggulan Zohran Mamdani, Wali Kota Muslim Pertama New York

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal