WASHINGTON, iNews.id - Pemerintah Amerika Serikat menyampaikan keprihatinan atas kekerasan yang dilakukan aparat Myanmar hingga menewaskan dua demonstran penentang kudeta, Sabtu (20/2/2021).
Mereka terkena tembakan aparat dalam demonstrasi yang berujung bentrok di Kota Mandalay.
Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price mengatakan, laporan bahwa pasukan keamanan Myanmar menembaki pengunjuk rasa, menahan, serta melecehkan demonstran sangat memprihatinkan.
"Kami mendukung rakyat Burma," kata Price, dalam cuitan, merujuk pada nama lain dari Myanmar.
Dua orang tewas di Mandalay setelah polisi dan militer menembaki massa untuk membubarkan unjuk rasa penentang kudeta. Demonstrasi pada Sabtu itu merupakan hari paling berdarah sejak unjuk rasa pecah 2 pekan terakhir.
Demonstrasi di Mandalay menjadi panas di mana polisi dan militer menghadapi pekerja galangan kapal yang melakukan aksi mogok kerja serta kelompok lain.
Beberapa demonstran melawan aparat dengan menembakkan ketapel di jalan-jalan tepi sungai. Pasukan keamanan merespons dengan menembakkan gas air mata dan peluru. Beberapa saksi mata menemukan banyak selongsong peluru tajam dan peluru karet berserakan di lokasi.