Sirisena mengatakan, aksi kekerasan itu bukan masalah spesifik bagi Sri Lanka melainkan terorisme global.
Pihak kepolisian Sri Lanka mengungkapkan, dua kelompok yang sebelumnya tidak begitu terkenal -Jemaaah Tauhid Nasional dan Jammiyathul Millathu Ibrahim– berkonspirasi melancarkan serangan tersebut.
Mereka juga menyatakan, Zahran Hashim, seorang ulama radikal dari bagian timur negara itu, kemungkinan memimpin serangan; dan merupakan salah satu dari sembilan pengebom bunuh diri dalam serangan Minggu Paskah.