Setelah beberapa insiden pembunuhan di perbatasan baru-baru ini, Menteri Luar Negeri Bangladesh, Abdul Momen mengatakan di Dhaka bahwa sungguh memalukan bahwa India tidak dapat menghentikan pasukan perbatasannya menggunakan senjata mematikan di sepanjang perbatasan.
Ain-o-Salish Kendra (ASK), sebuah organisasi bantuan hukum dan hak asasi manusia non-pemerintah setempat mengatakan, sedikitnya delapan warga Bangladesh ditembak mati, dan tujuh lainnya terluka oleh BSF dalam delapan bulan terakhir.
BSF dituduh melakukan pelanggaran. Padahal, mereka berulang kali berkomitmen untuk tidak menggunakan senjata mematikan di sepanjang perbatasan.
Odhikar, sebuah organisasi hak asasi manusia lokal di Bangladesh, dalam laporan terbarunya mengklaim, pasukan India telah membunuh lebih dari 1.200 orang Bangladesh di sepanjang perbatasan selama dua dekade terakhir.
Kedua negara, dalam sebuah pernyataan bersama pada bulan September, setuju untuk bekerja untuk menurunkan jumlah pembunuhan di perbatasan menjadi nol.