WASHINGTON, iNews.id - Amerika Serikat (AS) mengutuk penggunaan kekuatan militer Venezuela, setelah pasukan negara itu menembak mati dua orang warga sipil yang menjadi bagian dari kelompok yang menjaga perbatasan negara itu dengan Brasil tetap terbuka.
Dua warga sipil itu menjaga perbatasan tetap buka agar bantuan kemanusiaan bisa masuk.
"Amerika Serikat mengecam keras penggunaan kekuatan militer Venezuela terhadap warga sipil tak bersenjata dan sukarelawan tak berdosa di perbatasan Venezuela dengan Brasil," demikian pernyataan Gedung Putih, seperti dilaporkan AFP, Sabtu (23/2/2019).
"Presiden sementara Juan Guaido meminta bantuan kemanusiaan segera dari komunitas internasional untuk rakyat negaranya, sementara rezim Maduro memerintahkan untuk menutup perbatasan dan menekan mereka yang berusaha membawa bantuan ke negara itu," lanjut pernyataan itu.
"Militer Venezuela harus mengizinkan bantuan kemanusiaan masuk dengan damai ke negara itu. Dunia menyaksikannya."
Bantuan kemanusiaan menjadi fokus utama dari perebutan kekuasaan antara Presiden Nicolas Maduro dan pemimpin oposisi Juan Guaido, yang diakui sebagai pemimpin sementara oleh lebih dari 50 negara.
Pemimpin Majelis Nasional Venezuela yang berusia 35 tahun itu menyatakan dirinya sebagai presiden sementara pada bulan lalu dan menyerukan pemilu baru. Dia menyebut Maduro sebagai "perampas kekuasaan" dan menuduhnya mencurangi pemilu yang digelar Mei lalu.