Wali Kota Burlington, Miro Weinberger, juga berpendapat serupa. “Ada indikasi bahwa penembakan ini mungkin dimotivasi oleh kebencian yang mengerikan, dan kemungkinan kasus ini sedang diprioritaskan (untuk diusut oleh polisi),” tuturnya.
Akhir pekan kemarin, keluarga para korban mengeluarkan pernyataan bersama yang mendesak pihak berwenang untuk menyelidiki penembakan tersebut sebagai kejahatan rasial.
“Peningkatan sentimen anti-Arab dan anti-Palestina yang kami alami belum pernah terjadi sebelumnya, dan ini adalah contoh lain dari kebencian yang berubah menjadi kekerasan,” kata Direktur Eksekutif Nasional Komite Anti-Diskriminasi Amerika-Arab (ADC), Abed Ayoub.
Ketiga korban diidentifikasi sebagai Hisham Awartani, mahasiswa di Brown University di Rhode Island; Kinnan Abdel Hamid, mahasiswa di Haverford College di Pennsylvania; dan Tahseen Ahmed, yang kuliah di Trinity College di Connecticut. Ketiganya adalah lulusan Ramallah Friends School, sebuah sekolah menengah swasta Quaker di Tepi Barat yang diduduki Israel.
Dua mahasiswa sedang mengunjungi rumah keluarga mahasiswa lainnya di Burlington untuk liburan Thanksgiving.
Polisi mengatakan, ketiga korban saat ini masih dirawat di rumah sakit. Dua dari mereka menderita luka tembak di dada, sedangkan satu orang lagi terkena tembakan bagian bawah. “Dua orang dalam keadaan stabil, sementara satu orang menderita luka yang lebih serius,” kata polisi.