Sementara itu sumber UNIFIL mengatakan berdasarkan keterangan awal, ledakan yang melukai pasukan penjaga perdamaian itu mungkin disebabkan dari serangan udara, namun tak diarahkan secara langsung.
Wakil Sekjen UNIFIL untuk Operasi Perdamaian Jean-Pierre Lacroix pada awal bulan ini mengatakan, tugas para personelnya menjadi semakin lebih penting belakangan ini menyusul aksi saling serang Hizbullah dan Israel di sepanjang perbatasan.
Dewan Keamanan PBB akan memperpanjang mandat UNIFIL hingga setahun mendatang, padahal seharusnya berakhir pada akhir bulan ini.
Aksi saling serang lintas batas antara Hizbullah dengan Israel sejak 7 Oktobet lalu telah menewaskan 582 orang di Lebanon, sebagian besar adalah para pejuang Hizbullah. Selain itu sedikitnya 128 warga sipil juga tewas.
Sementara di pihak Israel, termasuk Dataran Tinggi Golan yang dicaplok, 22 tentara dan 26 warga sipil tewas.