Pemerintah Sri Lanka menuduh kelompok Islam lokal, Jamaah Thowheeth Nasional (NTJ), atas serangan yang menewaskan 359 orang dan melukai 500 lainnya.
Operasi keamanan dikerahkan setelah Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe mengatakan bahwa ada lebih banyak radikal Islamis yang melarikan diri dan adanya kemungkinan kemungkinan serangan bom susulan.
"Ada beberapa orang lagi dalam pelarian," kata Wickremesinghe.
"Jadi kita harus menangkap mereka."
Selain mempersenjatai pasukan keamanan dengan kekuasaan untuk menahan tersangka hingga tiga bulan, pihak berwenang juga memberlakukan jam malam malam sejak serangan mematikan pada Minggu Paskah itu.