Pada tanggal 23 Februari 2006, Uganda mengadakan pemilihan umum multipartai pertamanya. Presiden petahana, Yoweri Museveni, mencalonkan diri untuk pemilihan presiden melalui partai Gerakan Perlawanan Nasional (NRM).
Lawan utamanya adalah Kizza Besigye yang mewakili Forum untuk Perubahan Demokrasi (FDC). Selama empat bulan proses pemilu, Besigye ditangkap dengan tuduhan pengkhianatan. Penangkapan tersebut memicu kekerasan dan kerusuhan di seluruh Uganda.
Museveni berhasil memenangkan pemilihan dengan perolehan suara sebesar 59%, sedangkan Besigye mendapatkan 37% suara. NRM, partai Museveni, juga memenangkan mayoritas kursi di Parlemen.
Meskipun oposisi yang dipimpin oleh Besigye memprotes hasil pemilu di Kampala, Mahkamah Agung menolak permohonannya untuk menolak hasil pemilu, meskipun sebagian besar hakim mengakui adanya penyimpangan dalam pemilihan tersebut.
Pemilihan ini diwarnai oleh kontroversi, dengan tuduhan bahwa pemerintah melakukan intimidasi terhadap para pemimpin oposisi yang merupakan pendukung Besigye, yang akhirnya ditangkap dan ditahan.
Demikianlah ulasan tentang pemilu tercurang yang pernah terjadi di dunia dalam sejarah modern.