Kepolisian Systria, wilayah tempat Kota Graz berada, menyatakan pelaku membawa dua senjata api saat melakukan aksinya, yakni pistol dan senapan laras panjang. Kedua senjata tersebut didapatkan secara legal, lengkap dengan dokumen kepemilikan yang sah.
Motif penembakan belum dipastikan, namun media lokal Kronen Zeitung melaporkan bahwa pelaku pernah menjadi korban perundungan saat masih bersekolah di SMA tersebut.
Setelah melakukan aksinya, pelaku ditemukan tewas dengan luka tembak di toilet sekolah, diduga akibat bunuh diri.
Tragedi ini menjadi penembakan sekolah paling mematikan dalam sejarah modern Austria, mengguncang masyarakat serta memicu seruan untuk memperketat aturan kepemilikan senjata api.
Pemerintah Austria menetapkan 3 hari berkabung nasional sebagai bentuk penghormatan terhadap para korban.