Jabatan Yoon sebagai presiden Korsel berada di ujung tanduk setelah menerapkan status darurat militer. Sekitar 40 anggota parlemen berencana memulai proses pemakzulan terhadap Yoon pada hari ini juga, jika dia menolak seruan untuk mundur.
Anggota parlemen lain, termasuk para pemimpin Majelis Nasional, telah meminta Yoon segera mundur sebelum proses pemakzulan dimulai.
Sementara itu salah satu serikat buruh terbesar di Korsel, Konfederasi Serikat Buruh Korea (KCTU), juga menyerukan kepada para anggotanya untuk melakukan mogok kerja sampai Yoon mengundurkan diri.
Dalam posting-an di Facebook, KCTU menyebut status darurat militer oleh Yoon sebagai kejahatan pemberontakan. Organisasi itu juga menyerukan kepada lebih dari 1 juta anggotanya untuk turun ke jalan di Seoul maupun daerah lain pada Rabu pagi.
Kepala Staf Gabungan Korsel Kim Myung Soo memerintahkan militer untuk fokus terhadap tugas utama yakni melindungi kepentingan umum.
Militer telah menarik diri dari gedung parlemen sejak Yoon mengumumkan akan mencabut status darurat militer. Selain itu kendaraan lapis baja juga sudah ditarik dari jalanan.
Kim juga memerintahkan pasukannya untuk tetap siap siaga terhadap ancaman Korea Utara yang bisa memanfaatkan ketidaksabilan di Korsel dengan melakukan provokasi.