RABAT, iNews.id - Gempa bumi Maroko bermagnitudo 6,8 di pada Jumat (8/9/2023) malam telah menewaskan 2.000 orang lebih dan melukai sekitar 2.059 lainnya, berdasarkan data hingga Minggu (10/9/2023) WIB. Sekitar 1.400 dari total korban luka dalam kondisi kritis.
Ada perbedaan dari beberapa badan internasional dalam mengukur kekuatan gempa Maroko, namun berada di rentang M6,8 hingga M7. Institut Geofisika Nasional Maroko menyebut kekuatannya M7,2, gempa terkuat yang melanda negara Afrika Utara tersebut dalam seabad terakhir.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan gempa kali ini merenggut begitu banyak nyawa, di antaranya bertitik pusat di darat dengan kedalaman dangkal. Selain itu waktunya pada malam hari yakni pukul 23.11 saat orang-orang beraktivitas di dalam rumah.
Gempa bumi yang terjadi pada hari Jumat adalah guncangan terbesar yang mengguncang Maroko sejak 1960,
Gempa tersebut merupakan salah satu guncangan paling dahsyat dalam sejarah modern Maroko. Musibah itu terjadi pada 29 Februari 1960, bertitik pusat dekat Kota Agadir atau lepas pantai Samudera Atlantik.
Meski kekuatannya M5,8, belasan ribu orang tewas, yakni antara 12.000 hingga 15.000 orang yang kehilangan nyawa. Sementara sekitar 12.000 lainnya terluka.
Gempa tersebut juga menyebabkan sekitar 35.000 orang kehilangan tempat tinggal.
Gempa bumi dahsyat tersebut menghancurkan sekitar 70 persen infrastruktur kota, sistem saluran pembuangan, dan fasilitas lainnya.
Gempa bermagnitudo 7,8 melanda sebelah barat Selat Gibraltar pada 28 Februari 1969. Meski titik pusatnya di Portugal, kerusakan dan korban juga terjadi di Maroko meski tak sebanyak guncangan di Agadir.
Gempa tersebut menewaskan 11 orang di Maroko dan dua di Portugal.
Pada 24 Februari 2004, gempa bermagnitudo 6,3 mengguncang Kota Al Hoceima di pantai utara Maroko.
Gempa tersebut menewaskan sekitar 630 orang dan melukai 926 lainnya. Sekitar 15.000 orang kehilangan tempat tinggal.