Jerman merupakan eksportir senjata terbesar kedua ke Israel berdasarkan data SIPRI. Negara itu menyumbang 30 persen dari total impor senjata untuk periode 2019 hingga 2023.
Penjualan senjata Jerman ke Israel bernilai 326,5 juta euro atau sekitar Rp5,6 triliun pada 2023, naik 10 kali lipat dibandingkan pada 2022. Sebagian besar lisensi ekspor tersebut diberikan setelah perang 7 Oktober.
Pemerintah Jerman pada Januari lalu menjelaskan, penjualan tersebut meliputi peralatan militer senilai 306,4 juta euro dan senjata perang senilai 20,1 juta euro.
Penjualan tersebut meliputi 3.000 senjata anti-tank portabel dan 500.000 butir amunisi untuk senjata api otomatis atau semi-otomatis.
Italia merupkan eksportir senjata terbesar ketiga ke Israel, meski hanya menyumbang 0,9 persen dari total impor pada periode 2019 hingga 2023. Impor tersebut mencakup helikopter dan artileri angkatan laut.
Data biro statistik nasional Italia ISTAT mengungkap, penjualan senjata dan amunisi ke Israel berjumlah 13,7 juta euro pada 2023.
Sekitar 2,1 juta euro ekspor disetujui antara Oktober dan Desember 2023. Anehnya, pemerintah Italia menjamin telah memblokir ekspor berdasarkan undang-undang (UU) yang melarang penjualan senjata ke negara-negara yang sedang berperang atau dianggap melanggar hak asasi manusia (HAM).
Menteri Pertahanan Italia Guido Crosetto mengatakan pada Maret lalu, negaranya menghormati kontrak yang sudah dibuat.
Ekspor produk militer Inggris ke Israel relatif kecil, yakni hanya 42 juta poundsterling atau Rp856 miliar pada 2022.
Campaign Against Arms Trade (CAAT) menyatakan, sejak 2008, Inggris telah memberikan lisensi ekspor senjata ke Israel senilai total 574 juta poundsterling. Sebagian besar dari lisensi tersebut untuk komponen pesawat tempur buatan AS.
Perdana Menteri Inggris sebelumnya, Rishi Sunak, mengklaim negaranya memberlakukan izin ekspor sangat hati-hati seraya menegaskan Israel harus bertindak sesuai dengan hukum humaniter internasional.
Negara itu juga akan membuat penilaian yang akan memberi saran tentang risiko pelanggaran hukum internasional oleh Israel sejak awal 2024.
Meski demikian seorang sumber pejabat senior pemerintah menegaskan Inggris tak akan memberlakukan embargo senjata kepada Israel.
Pemerintah Kanada menjual senjata ke Israel senilai 21,3 juta dolar Kanada atau sekitar Rp244 miliar pada 2022. Mesko demikian pemerintah pada Januari lalu menangguhkan izin eksor baru untuk senjata sampai memastikan senjata mereka digunakan sesuai dengan hukum Kanada.