JAKARTA, iNews.id - Negara-negara pemasok senjata Israel penting disimak di tengah perang di Jalur Gaza yang memakan banyak korban warga sipil. Isu ini menjadi perhatian serius sepekan terakhir setelah Presiden Prancis Emmanuel Macron menyerukan penghentian ekspor senjata ke Israel karena digunakan untuk membantai warga Gaza.
Macron pada pertengahan Oktober lalu menegaskan satu-satunya cara untuk menghentikan perang di Gaza adalah menghentikan pengiriman senjata ke Israel.
"Prancis telah menyerukan diakhirinya ekspor senjata yang digunakan di zona pertempuran ini. Para pemimpin lain telah melakukan hal yang sama. Kita semua tahu bahwa ini adalah satu-satunya cara yang dapat menghentikan (pertempuran) hari ini," kata Macron.
Data Kementerian Kesehatan Gaza mengungkap, serangan Israel ke Gaza sejak 7 Oktober 2023 telah menewaskan 42.603 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak. Selain itu 99.795 lainnya luka.
Beberapa negara Barat sekutu utama Israel lainnya telah mengancam Israel akan membatasi ekspor, namun sejauh ini tak ada langkah konkret. Amerika Serikat masih menjadi pemasok terbesar senjata Israel, meskipun digunakan untuk membantai warga Gaza.
Gedung Putih menegaskan tak akan menghentikan pengiriman senjata. Soal untuk apa penggunaannya oleh Israel, AS tak ikut campur.
Data Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm (SIPRI) mengungkap, AS menyumbang 69 persen dari total impor senjata konvensional Israel pada periode 2019 hingga 2023.
Bukan hanya itu AS juga memberi bantuan militer tahunan ke Israel sebesar 3,8 miliar dolar AS sekitar Rp59 triliun, sesuai dengan perjanjian 10 tahun. Tujuan dari perjanjian itu untuk membuat Israel lebih unggul dalam persenjataan dibandingkan negara-negara lain di kawasan.
Dana itu digunakan untuk membeli jet tempur F-35 Joint Strike Fighters, pesawat siluman yang disebut-sebut paling canggih yang pernah dibuat.
Berdasarkan data hingga April 2024, Israel telah memesan 75 unit unit F-35 dan menerima lebih dari 30 di antaranya. Israel bahkan menjadi negara pertama selain AS yang menerima F-35 serta yang pertama menggunakannya dalam pertempuran.
Selain itu dana tersebut juga digunakan untuk program rudal pertahanan, termasuk sistem Iron Dome, Arrow, dan David's Sling.
Bantuan AS untuk Israel terus ditambah sejak perang 7 Oktober. Sejak serangan rudal Iran pada 1 Oktober 2024, AS juga mengirim sistem pertahanan THAAD.
Juru Bicara Pentagon Pat Ryder mengatakan atas arahan Presiden Joe Biden, Menteri Pertahanan Lloyd Austin menyetujui pengerahan baterai Terminal High-Altitude Area Defense (THAAD) dan personel militer ke Israel untuk membantu memperkuat pertahanan udara negara Yahudi tersebut.
THAAD akan melengkapi sistem pertahanan udara terpadu Israel dari yang sudah ada seperti Iron Dome, David's Sling, dan Arrow.