Pada 1970-an, Nauru memiliki PDB per kapita tertinggi di dunia, yakni mendekati 20.000 dolar. Kekayaan negara ini berasal dari cadangan fosfat yang berlimpah. Pemerintah dan masyarakat Nauru pun hidup dalam kemewahan saat itu.
Demi mengantisipasi semakin menipisnya cadangan fosfat, pemerintah Nauru pun menginvestasikan dana sebesar 1 miliar dolar dengan harapan memperoleh sumber pemasukan baru. Sayangnya, dana tersebut tidak dikelola dengan baik hingga menyebabkan Nauru tenggelam dalam utang.
Kemudian pada awal 2000-an, telekomunikasi dan sistem perbankan runtuh.
Sejak itu, Nauru ditopang oleh bantuan internasional dan sangat bergantung pada pendapatan yang dihasilkan dari pusat penahanan imigran Australia yang terletak di wilayahnya.