Negara kaya raya yang kini jatuh miskin selanjutnya adalah Venezuela. Negara ini merupakan bagian dari negara adidaya Amerika Serikat yang mengandalkan pendapatan negara dari ekspor minyak hingga 90 persen.
Namun, pada tahun 2014 terjadi penurunan harga minyak sehingga komoditas pokok di Venezuela mengalami kenaikan harga sangat drastis. Selanjutnya di tahun 2018 terjadi penurunan nilai tukar uang yang sangat rendah.
Negara di bagian Afrika Satan ini pernah mengalami kesuksesan di tahun 1980.
Namun karena kekeliruan dalam pengaturan sumber daya membuat Zimbabwe
menderita dan kekurangan bahan makanan.
Terjadi juga korupsi di mana-mana, serta turunya nilai mata uang. Padahal pada masa emasnya, Zimbabwe sebagai tempat penghasil pangan terbesar di Afrika dan pembuat berlian bermutu tinggi.
Meluncurnya negeri ini ke jurang kemiskinan membuat terjadinya kudeta militer dan mengakibatkan Presiden Robert Mugabe yang telah berkuasa selama 4 dekade menjadi tahanan rumah. Pada akhir 1990 hingga 2000-an pemerintah merebut tanah pertanian hak penduduk dan diserahkan kepada pemilik baru.
Sayang, si pemilik tanah baru tersebut tidak mempunyai keahlian dalam bercocok tanam, dan membuat perolehan anjlok. Dampak paling mengerikan yang membuat negara kaya raya yang kini jatuh miskin tersebut adalah terjadinya hiperinflasi dan penambahan jumlah pengangguran mencapai 95 persen.
Menjadi negara termasyhur membuat Mali mengalami perkembangan dalam hal
pendidikan, perdagangan, serta kebudayaan. Masa keemasan ini terjadi pada saat naiknya Raja Mansa Musa I yang memimpin di tahun 1312 sampai 1337.
Saat itu, Mali menjadi negara kekaisaran terbesar di Afrika dengan kekayaan setengah persedian emas di dunia, serta melakukan bisnis jual beli dengan Persia, Mesir, Venesia dan Genoa. Namun, di abad ke-16 kesuksesan tersebut terus menerus turun dan menyebabkan Mali masuk dalam daftar negara miskin.