Penambahan korban tewas pada Sabtu ini membuat jumlah nyawa warga sipil yang terenggut sejak kudeta menjadi lebih dari 400 orang.
Kecaman tak hanya datang dari dalam negeri, tapi komunitas asing.
"Hari Angkatan Bersenjata Myanmar ke-76 ini akan terukir sebagai hari teror dan aib. Pembunuhan warga sipil yang tidak bersenjata, termasuk anak-anak, merupakan tindakan tidak bisa dimaafkan," kata delegasi Uni Eropa untuk Myanmar.
Sementara itu, salah satu dari puluhan kelompok etnis bersenjata Myanmar, Serikat Nasional Karen, menyerbu pos militer dekat perbatasan Thailand, menewaskan 10 tentara termasuk seorang letnan kolonel. Sementara itu satu personel kelompok Karen tewas.
Sejauh ini juru bicara militer Myanamr belum berkomentar terkait banyaknya warga sipil yang tewas serta serangan pemberontak Karen.