“Saya tidak mau menunggu satu menit lagi dengan kenyataan bahwa hak untuk berdemonstrasi dibatasi,. Karena itu saya harus mengikuti hati nurani saya (untuk mundur),” cuitnya.
Auran pembatasan baru yang diberlakukan Israel, melarang para demonstran melakukan perjalanan lebih dari satu kilometer untuk menghadiri aksi unjuk rasa. Akan tetapi, surat kabar sayap kiri Haaretz melaporkan pada Jumat lalu bahwa orang-orang Israel kini punya aplikasi di media sosial yang dapat memberi tahu lokasi protes di dekat rumah mereka.
Polisi sangat ketat dalam memeriksa kartu identitas orang, mengeluarkan denda bagi mereka yang ditemukan telah melanggar aturan pembatasan itu. Polisi juga menangkapi mereka yang dianggap “mengganggu ketertiban umum”.
Tidak disebutkan berapa banyak penangkapan yang telah dilakukan polisi Israel sejauh ini.
Di Yerusalem, media Israel memperkirakan sekitar 200 orang melakukan protes di luar rumah dinas Netanyahu. Pemandangan tersebut sangat kontras dengan ribuan orang yang hadir di sana seminggu sebelumnya.
Undang-undang baru Israel memberi kewenangan kepada pemerintah untuk mengumumkan status darurat khusus yang disebabkan oleh pandemi virus corona. Status itu dapat diperbarui untuk periode satu minggu berikutnya.
Dengan lebih dari 260.000 infeksi virus corona yang dikonfirmasi sejauh ini, serta lebih dari 1.600 kematian akibat wabah Covid-19 dalam populasi 9 juta jiwa, Israel saat ini memiliki tingkat infeksi mingguan tertinggi di dunia per kapita.