Ahmadinejad mengatakan, selama menjadi presiden Iran, dia bekerja sama dengan Arab Saudi lebih dari sekali untuk menaikkan harga minyak pada 2012. Selama masa jabatannya itu pula, tidak ada ancaman timbal balik antara Riyadh dan Teheran.
“Cakupan kerja sama antara Iran dan Arab Saudi selalu dapat diperluas untuk mengontrol keamanan di Perairan Teluk, dan untuk memecahkan masalah yang luar biasa di Yaman, Afghanistan, dan Suriah. Semua masalah ini dapat diselesaikan melalui pemahaman dan kerja sama,” katanya.
Musim panas lalu, Ahmadinejad dilaporkan menghubungi Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Muhammad bin Salman (MBS), dengan surat penawaran untuk bekerja sama di Yaman, meskipun ada sejarah ketegangan antara kedua negara. Ahmadinejad kala itu menawarkan untuk mengoordinasikan gencatan senjata di Yaman.
Media AS, New York Times, mengaku menerima salinan surat dari kantor Ahmadinejad. Kepada Alarabiyah, mantan presiden itu pun membenarkan bahwa dia memang mengirim surat itu kepada MBS.
“Saya tahu bahwa Yang Mulia (MBS) tidak bahagia dengan situasi (Yaman) saat ini, banyak orang tak berdosa yang sekarat dan terluka setiap hari, serta infrastruktur yang rusak,” tulis Ahmadinejad secara pribadi dalam surat yang ditandatangani dengan nama “saudaramu, Mahmoud Ahmadinejad.”
Ahmadinejad sebelumnya mendaftar untuk mencalonkan diri lagi dalam Pemilu Presiden Iran yang bakal digelar pada 18 Juni ini. Akan tetapi, namanya didiskualifikasi oleh Dewan Garda Revolusi Iran.