Lebih lanjut Harry mengungkap, saat membunuh dia tak menganggap Taliban sebagai manusia melainkan biduk catur.
"Saat saya terjun dalam panas dan kebingungan perang, saya tidak menganggap mereka sebagai 25 orang. Anda tidak bisa membunuh orang jika melihat mereka sebagai manusia. Sebenarnya, Anda tidak bisa menyakiti orang jika melihat mereka sebagai manusia. Mereka adalah bidak catur yang diangkat dari papan. Orang jahat dibunuh sebelum mereka membunuh orang baik," ujarnya.
Liputan soal komentar tersebut, menjelang peluncuran buku, bocor ke media, hingga memicu kritikan dari para tokoh militer Inggris.
Richard Kemp, mantan perwira militer Inggris yang dikirim ke Afghanistan pada 2003 untuk memimpin pasukan, mengatakan pengibaratan Taliban dengan biduk catur merupakan hal yang tidak biasa. Dia menegaskan pendeskripsian Taliban sebagai biduk catur merupakan propaganda kepada musuh.
Meski demikian dia tidak mempermasalahkan pernyataan Pangeran Harry soal berapa banyak pejuang Taliban yang dia bunuh.
Buku 'Spare' yang dirilis pada Selasa kemarin, menjadi buku non-fiksi dengan penjualan tercepat di Inggris. Sekitar 400.000 eksemplar terjual dalam sehari meski isinya sudah bocor.