WASHINGTON, iNews.id - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump melontarkan ancaman keras kepada Thailand dan Kamboja terkait perang yang terus berkecamuk di perbatasan kedua negara. Trump menegaskan siap menghentikan kerja sama dagang sekaligus menaikkan tarif jika Bangkok dan Phnom Penh tidak segera menghentikan konflik bersenjata tersebut.
Ancaman itu disampaikan Trump setelah upaya gencatan senjata yang dia dorong bersama para pemimpin Thailand dan Kamboja diabaikan. Dalam pernyataan di media sosial Truth Social, Trump sebelumnya mengklaim kedua pihak sepakat melakukan gencatan senjata pada Jumat malam. Namun hingga kini, kedua negara masih saling melancarkan serangan.
Surat kabar The Wall Street Journal (WSJ), dalam wawancara dengan Trump, melaporkan ancaman tersebut sudah disampaikan langsung kepada pejabat Thailand maupun Kamboja. Trump bahkan menyebut ancaman kenaikan tarif disampaikan hanya beberapa menit sebelum wawancara dilakukan.
“Saya baru saja mengancam akan menaikkan tarif, sekitar 10 menit lalu, untuk menyelesaikan konflik yang kembali memanas antara Kamboja dan Thailand,” kata Trump dalam wawancara pada Jumat pekan lalu.
Trump mengaku secara tegas memperingatkan pemimpin kedua negara. “Jika Anda berperang, saya tidak hanya akan menghentikan perjanjian dagang, tapi akan menaikkan tarif kepada negara Anda. Tidak ada orang lain yang bisa melakukan seperti saya,” ujarnya.
Sementara itu, seorang juru bicara Gedung Putih mengatakan Trump berharap semua pihak mematuhi komitmen terhadap Deklarasi Damai Kuala Lumpur yang ikut ditandatangani sang presiden pada 26 Oktober lalu.
Pemerintah AS, lanjutnya, siap meminta pertanggungjawaban semua pihak jika diperlukan demi menghentikan pembunuhan dan mewujudkan perdamaian yang berkelanjutan.