Otoritas kesehatan belum bisa memastikan jumlah kasus Covid-19 di kota terbesar di Yaman itu secara valid, sebab rendahnya kapasitas tes yang dilakukan. Namun, perkiraan jumlah kasus positif maupun potensi korban jiwa masih tinggi bahkan bisa melampaui korban perang.
Pasalnya, dari data yang diperoleh petugas kemanusiaan PBB di Yaman lebih dari 10 ribu petugas kesehatan di Aden terpaksa dipecat karena pemerintah tidak punya cukup dana untuk membayar gaji mereka.
Kondisi semakin diperburuk dengan rasio ketersediaan ruang perawatan di rumah sakit dengan populasi yang tidak proporsional. Sebagai contoh, satu rumah sakit di kota Aden cuma memiliki 60 ruang untuk Covid-19, sedangkan ada 800 ribu orang di ibu kota Yaman tersebut.
"Pada masa pandemi Covid-19 ini kita akan melihat lebih dari setengah rumah sakit di negara ini akan ditutup, dan itu bisa terjadi dalam beberapa pekan mendatang," jelas Lise Grande, Kepala Petugas Kemanusiaan PBB di Yaman.
"Seminggu sebelum kasus Covid-19 pertama dikonfirmasi di Yaman, kami kehabisan uang dan harus menghentikan pembayaran gaji kepada 10.000 petugas kesehatan di garis depan di seluruh negeri. Di tengah pandemi, ini sangat menghancurkan," lanjutnya.