Lebih lanjut, The Guardian juga menulis penelitian yang melibatkan Institut Riset Geologi Uranium Beijing dan Perusahaan Nuklir Nasional China bersama Survei Geologi Saudi telah mencari kandungan uranium di sembilan lokasi berbeda mulai 2017 dan berakhir tahun lalu.
Kelompok peneliti tersebut mengklaim penemuan itu jadi yang tercepat sebab para pekerja di suhu musim panas yang terik hingga 50 derajat celcius.
"Menurut praktik umum internasional, dibutuhkan lima hingga delapan tahun untuk menemukan dan memperkirakan sumber daya simpanan uranium-thorium; proyek ini hanya berlangsung dua tahun," demikian tulisan dalam laporan tersebut dikutip dari Times of Israel, Jumat (18/9/2020).
Laporan itu juga mengungkap tantangan apa saja yang dihadapi tim eksplorasi, mulai dari medan yang tidak mendukung sampai ancaman keamanan dari pria bersenjata di dekat perbatasan Yaman yang menganggu pengeboran.
Arab Saudi mulai mengerjakan berbagai proyek energi nuklir sejak satu dekade lalu, salah satunya bertujuan untuk membangun 16 reaktor nuklir pada 2040, sementara aktifitas lainnya adalah melatih teknisi untuk penambangan dan ekstrasi uranium.